Perry Mason : Kasus Paman dan Kemenakannya #BACABUKU

By novi - Maret 31, 2020



Halo semuanya, apa kabar ?

Hari ini ketika daku mengetik review ini dan mungkin waktu yang sama ketika daku mempublish tulisan ini ke blog yaitu akhir bulam Maret 2020. Di seluruh Negara dan juga di Indonesia sedang terjadi pandemi atas banyaknya orang terkena Corona Covid-19. Semoga kalian yang membaca ini sehat selalu dan keep safe.

Oke, hari ini daku ingin mereview buku lama yang ada dirumah daku. Sepertinya buku ini milik kaka daku. Karena buku yang daku baca ternyata cetakan tahun 1993 dan sepertinya juga kakak daku mendapatkan bukunya tidak membeli baru. Judul buku ini adalah Perry Mason : Kasus Paman dan Kemenakannya oleh Erle Stanley Gardner. Jujur saja, daku gapernah denger tentang penulis ini dan juga seri dari Perry Mason. Lalu dari buku ini, daku pun membuat perkenalan pertama daku dengan mereka, jugapula dengan mencari mereka di Google. Mari saya bagi beberapa hal yang saya temukan di Google tentang mereka.


" Erle Stanley Gardner (1889-1970) adalah seorang novelis penulis cerita detektif asal Amerika Serikat. Gardner adalah pencipta tokoh Perry Mason dan juga menulis dibawah nama samaran A.A. FairCharles J. KennyCarleton Kendrake, dan Charles M. Green. Gardner dilahirkan di MaldenMassachusettsAmerika Serikat. Pada usia 21 tahun, ia memperoleh izin sebagai praktisi hukum dan menetap di Oxnard. Di Oxnard, dia terkenal atas kontribusinya dalam mempertahankan hak komunitas Cina-Amerika. Pada tahun 1920 dia memulai karier sampingan sebagai penulis yang menulis cerita pendek untuk majalah fiksi (pulp magazine). Pada tahun 1933, Gardner mempublikasikan novel pertamanya yang berjudul "The Case of the Velvet Claw", yang melibatkan pengacara Perry Mason sebagai tokoh utama. Pada pertengahan tahun 1930-an, cerita Perry Mason menjadi cukup terkenal.  Semenjak kesuksesan cerita Perry Masson, Erle Gardner memutuskan untuk menjadi penulis penuh waktu. Dalam hidupnya, ia telah mempublikasikan 82 novel Perry Mason." (Wikipedia)

Pada dasarnya daku baru baca satu dari 82 kasus yang dipecahkan oleh Perry Mason. Dari judul buku, kita dapat melihat ada sebuah kosa kata yang mungkin tidak biasa didengar oleh anak-anak jaman sekarang. Yaitu “kemenakan”. Apa itu kemenakan ?

kemenakan/ke·me·na·kan/ n  anak saudara (adik atau kakak);

Kemenakan adalah sinonim dari Keponakan. Kita biasa mendengar kata keponakan daripada kemenakan. Yah, maklumlah, buku ini diterbitkan pada tahun 1993. Jujur saja, isi dari terjemahan dalam buku ini pun masih ada banyak menggunakan kosakata lama.

Dalam bukunya, sang penulis mengawalinya dengan membeberkan semua karakter yang ada didalam buku tersebut sebagai “seorang terduga yang mungkin salah satunya adalah tersangkanya”. Si Perry Mason pun dalam buku yang daku baca ini menjadi seorang terduga pelaku juga.

Latar belakang Perry Mason adalah seorang pengacara cakap, yang hanya menerima kasus yang menurut dia menarik (hampir sama denga Sherlock. Bedanya pekerjaan Sherlock adalah detektif swasta). Dalam buku ini, kakak yang akhirnya aadiknya menjadi korban pembunuhanlah yang berkonsultasi dengan Perry Mason. Meminta Perry mason untuk membantu permasalahannya tentang bisnis dan juga menyelesaikan tentang sang mantan istrinya yang meminta untuk menangguhkan perceraian dan meminta rujuk, juga tentang harta warisan gono gininya. Sedangkan dia tau sang mantan istri hanya mengejar hartanya saja dan sang mantan istri tahu bahwa dia ingin menikah lagi dengan orang lain dan takut warisannya tidak dia dapatkan. Dia, datang ke Perry Mason karena mempercayai ramalan dari sang keponakan. Sedangkan sang keponakan menipu pamannya untuk berkonsultasi ke Perry Mason dengan ramalan karena dia sangat khawatir dengan masalah yang sedang pamannya alami dan juga kebiasaannya yang jalan dalam tidurnya.

Tidak lama dipertengahan mencari solusi untuk memenangkan masalah bisnis sang klien dengan mitranya, juga klien dengan sang mantan istri, adik dari sang klien itu dibunuh dengan pisau diperutnya. Pelakunya ? pelakunya antara Perry Mason sendiri, keponakan dan pacarnya, sang mitra dan pengacaranya, juga sang klien. Kenapa ? karena mereka berada didalam rumah sang korban ketika hal itu terjadi. Tapi bisa saja itu terjadi oleh orang yang sebenarnya melakukannya tapi dia tidak sadar. Karena sang klien ternyata suka tidur sambil berjalan. Kata keponakannya dia pernah melihat pamannya berjalan sambil tidur membawa pisau. Atau ada orang lain juga yang suka tidur sambil berjalan ? atau ada orang lain yang membunuhnya tapi membuatnya seolah-olah orang yang suka tidur berjalanlah pelakunya?

Disinilah hal serunya. Deduksi Perry Mason sangat bagus, tidak kalah dengan Sherlock. Cara mencari sang pelakunya membuat daku melompat-lompat berfikiran siapa yang sebenarnya menbunuh adik sang paman. Jujur saja saya mengetahui sang pelakunya ketika hampir-hampir ending. Memang agak sulit mengetahui pelakunya karena semua orang punya keadaan sendiri yang dapat membuat mereka membunuh adik dari sang paman.

Meskipun epilognya agak hambar menurut daku. Karena terlihat tidak heroic dan hanya terlihat seperti “hanya salah satu dari beberapa kasus yang selesai” saja vibe nya. Tapi buku ini pantas dapat rating 4/5 dari daku. Karena yang namanya buku tentang memecahkan sebuah kasus itu sangat seru dan salah satu genre buku yang sangat daku sukai.

Segitu saja review dari daku. Semoga bermanfaat. Jangan lupa rajin membaca buku karena buku adalah jendela dunia. Dengan buku, kalian dapat berkeliling dunia maupun dunia yang tidak ada di dunia kita, yaitu dunia imajinasi.

Salam #bacabuku #dirumahsaja
XoXo



  • Share:

You Might Also Like

2 komentar

  1. Sebagai penyuka seri detektif saya jadi tertarik buat baca buku ini, kalo diliat dari review yang mba kasih, cerita detektif jadul itu kayaknya punya karakter yang gak bisa digantikan dengan cerita detektif di zaman modern. terlebih karena latar belakang dan suasana tegangnya terasa lebih dark.

    Terima kasih mba reviewnya mudah dipahami! Dan aku juga baca ulasan buku the golden compass, menarik sekali:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, makasih ka sudah mampir di lapak aku, dan benar kisah-kisah detektif jadul itu memang benar-benar berbeda dengan cerita detektif zaman modern, mereka punya sisi kemisteriusan yang berbeda dan juga cara penulis menyampaikan ceritanya dalam buku.

      aku senang kalo review aku mudah dipahami, makasih ya ka semoga membantu :)

      Hapus