Halo semuanya, apa kabar ?
Hari ini ketika daku mengetik
review ini dan mungkin waktu yang sama ketika daku mempublish tulisan ini ke blog yaitu akhir bulam Maret 2020. Di
seluruh Negara dan juga di Indonesia sedang terjadi pandemi atas banyaknya
orang terkena Corona Covid-19. Semoga kalian yang membaca ini sehat selalu dan keep safe.
Oke, hari ini daku ingin mereview
buku lama yang ada dirumah daku. Sepertinya buku ini milik kaka daku. Karena
buku yang daku baca ternyata cetakan tahun 1993 dan sepertinya juga kakak daku mendapatkan bukunya tidak membeli baru. Judul buku ini adalah Perry Mason : Kasus Paman dan Kemenakannya
oleh Erle Stanley Gardner. Jujur
saja, daku gapernah denger tentang penulis ini dan juga seri dari Perry Mason.
Lalu dari buku ini, daku pun membuat perkenalan pertama daku dengan mereka,
jugapula dengan mencari mereka di Google. Mari saya bagi beberapa hal yang saya
temukan di Google tentang mereka.
" Erle Stanley Gardner (1889-1970) adalah seorang novelis penulis cerita
detektif asal Amerika Serikat. Gardner adalah pencipta tokoh Perry Mason dan juga
menulis dibawah nama samaran A.A. Fair, Charles
J. Kenny, Carleton
Kendrake, dan Charles
M. Green. Gardner dilahirkan di Malden, Massachusetts, Amerika Serikat. Pada usia 21 tahun, ia memperoleh izin sebagai
praktisi hukum dan menetap di Oxnard. Di Oxnard,
dia terkenal atas kontribusinya dalam mempertahankan hak komunitas Cina-Amerika.
Pada tahun 1920 dia memulai
karier sampingan sebagai penulis yang menulis cerita pendek untuk majalah fiksi
(pulp magazine). Pada tahun 1933, Gardner
mempublikasikan novel pertamanya yang berjudul "The Case of the Velvet Claw", yang
melibatkan pengacara Perry Mason sebagai tokoh
utama. Pada pertengahan tahun 1930-an, cerita Perry Mason menjadi cukup
terkenal. Semenjak kesuksesan cerita
Perry Masson, Erle Gardner memutuskan untuk menjadi penulis penuh waktu. Dalam
hidupnya, ia telah mempublikasikan 82 novel Perry Mason." (Wikipedia)
Pada dasarnya daku
baru baca satu dari 82 kasus yang dipecahkan oleh Perry Mason. Dari judul buku,
kita dapat melihat ada sebuah kosa kata yang mungkin tidak biasa didengar oleh
anak-anak jaman sekarang. Yaitu “kemenakan”. Apa itu kemenakan ?
kemenakan/ke·me·na·kan/ n anak
saudara (adik atau kakak);
Kemenakan adalah sinonim dari Keponakan. Kita biasa mendengar
kata keponakan daripada kemenakan. Yah, maklumlah, buku ini diterbitkan pada
tahun 1993. Jujur saja, isi dari terjemahan dalam buku ini pun masih ada banyak
menggunakan kosakata lama.
Dalam bukunya, sang penulis mengawalinya dengan membeberkan
semua karakter yang ada didalam buku tersebut sebagai “seorang terduga yang
mungkin salah satunya adalah tersangkanya”. Si Perry Mason pun dalam buku yang
daku baca ini menjadi seorang terduga pelaku juga.
Latar belakang Perry Mason adalah seorang pengacara cakap,
yang hanya menerima kasus yang menurut dia menarik (hampir sama denga Sherlock.
Bedanya pekerjaan Sherlock adalah detektif swasta). Dalam buku ini, kakak yang
akhirnya aadiknya menjadi korban pembunuhanlah yang berkonsultasi dengan Perry
Mason. Meminta Perry mason untuk membantu permasalahannya tentang bisnis dan
juga menyelesaikan tentang sang mantan istrinya yang meminta untuk menangguhkan
perceraian dan meminta rujuk, juga tentang harta warisan gono gininya. Sedangkan dia tau sang mantan istri hanya mengejar
hartanya saja dan sang mantan istri tahu bahwa dia ingin menikah lagi dengan
orang lain dan takut warisannya tidak dia dapatkan. Dia, datang ke Perry Mason
karena mempercayai ramalan dari sang keponakan. Sedangkan sang keponakan menipu
pamannya untuk berkonsultasi ke Perry Mason dengan ramalan karena dia sangat
khawatir dengan masalah yang sedang pamannya alami dan juga kebiasaannya yang jalan dalam tidurnya.
Tidak lama dipertengahan mencari solusi untuk memenangkan
masalah bisnis sang klien dengan mitranya, juga klien dengan sang mantan istri, adik dari sang klien itu dibunuh dengan pisau diperutnya. Pelakunya ? pelakunya antara Perry
Mason sendiri, keponakan dan pacarnya, sang mitra dan pengacaranya, juga sang klien. Kenapa ?
karena mereka berada didalam rumah sang korban ketika hal itu terjadi. Tapi
bisa saja itu terjadi oleh orang yang sebenarnya melakukannya tapi dia tidak
sadar. Karena sang klien ternyata suka tidur sambil berjalan. Kata keponakannya
dia pernah melihat pamannya berjalan sambil tidur membawa pisau. Atau ada orang
lain juga yang suka tidur sambil berjalan ? atau ada orang lain yang membunuhnya
tapi membuatnya seolah-olah orang yang suka tidur berjalanlah pelakunya?
Disinilah hal serunya. Deduksi Perry Mason sangat bagus,
tidak kalah dengan Sherlock. Cara mencari sang pelakunya membuat daku
melompat-lompat berfikiran siapa yang sebenarnya menbunuh adik sang paman. Jujur
saja saya mengetahui sang pelakunya ketika hampir-hampir ending. Memang agak
sulit mengetahui pelakunya karena semua orang punya keadaan sendiri yang dapat
membuat mereka membunuh adik dari sang paman.
Meskipun epilognya agak hambar menurut daku. Karena terlihat
tidak heroic dan hanya terlihat seperti “hanya salah satu dari beberapa kasus
yang selesai” saja vibe nya. Tapi buku ini pantas dapat rating 4/5 dari daku. Karena
yang namanya buku tentang memecahkan sebuah kasus itu sangat seru dan salah
satu genre buku yang sangat daku sukai.
Segitu saja review dari daku. Semoga bermanfaat. Jangan lupa
rajin membaca buku karena buku adalah jendela dunia. Dengan buku, kalian dapat
berkeliling dunia maupun dunia yang tidak ada di dunia kita, yaitu dunia
imajinasi.
Salam #bacabuku #dirumahsaja
XoXo
2 komentar
Sebagai penyuka seri detektif saya jadi tertarik buat baca buku ini, kalo diliat dari review yang mba kasih, cerita detektif jadul itu kayaknya punya karakter yang gak bisa digantikan dengan cerita detektif di zaman modern. terlebih karena latar belakang dan suasana tegangnya terasa lebih dark.
BalasHapusTerima kasih mba reviewnya mudah dipahami! Dan aku juga baca ulasan buku the golden compass, menarik sekali:)
wah, makasih ka sudah mampir di lapak aku, dan benar kisah-kisah detektif jadul itu memang benar-benar berbeda dengan cerita detektif zaman modern, mereka punya sisi kemisteriusan yang berbeda dan juga cara penulis menyampaikan ceritanya dalam buku.
Hapusaku senang kalo review aku mudah dipahami, makasih ya ka semoga membantu :)