Halo, hari ini aku mau review buku dari Marissa Meyer yaitu buku pertama dari seri "The Lunar Chronicle : Cinder". Seri buku ini lumayan hype dikalangan bookstagram dan pembaca buku dan mempunyai rating yang bagus di Goodreads. Sebelum kita masuk ke reviewnya, ayo kita lihat detail dan blurb dari buku ini.

Kalo penasaran, buku ini sesuai judulnya mengambil inspirasi kisah dongeng terkenal yaitu Cinderella. Eits, tapi ceritanya gasamakok, cuman garis besar kisahnya doang. Latar kejadian buku ini adalah bumi setelah kejadian perang dunia ke -4, negara banyak yang berubah nama dan setiap negara membuat semacam PBB kaliya, namanya persemakmuran. Nah Cinder tinggal di New Beijing yang negaranya adalah monarki. Ini yang berbeda, kenapa kisah Cinderella mengambil latar asia ? usut punya usut, ternyata kisah Cinderella tersebut "katanya" sama banget sama suatu cerita dari Tiongkok. Aku baca di resensi blog seseorang, katanya sang penulis juga bilang katanya kisah asli cinderella itu berasal dari Beijing gitudeh.

Disini, sosok Cinder yang mencengangkan digambarkan sebagai seorang mekanik yang ngebenerin netscreen dan robot-robot gitudeh,   jadi apa itu nyanyi2 sama cantik nan kalem ? tidak ada di kamus Cinder ini, Cinder juga adalah manusia setengah cyborg. Nah, ceritanya dibuku ini tuh ada pandemi namanya letumosis, mematikan dan belum ditemukan obatnya. Ini serem sih sumpah. Juga, ada perjanjian politik antara manusia bulan dan bumi yang belum ada titik terangnya. Nah orang bulan ini diperintah oleh ratu bernama Levana, ya taukan siapa yg akan jadi antagonis disini.

Dibuku ini kita akan diajak gimana Pangeran Kai struggling untuk mencapai perdamaian dengan orang bulan dan mencari obat untuk pandemi. Namun dilema juga dengan perasaannya terhadap Cinder.

Cinder juga diambang dilema antara membantu pangeran Kai atau dia kabur dari New Beijing mencari kebebasannya.

****

Aku agak merasa bosan baca buku ini awalnya. Mungkin karena buku pertama jadi kita lebih diperlihatkan latar belakang dari sang karakter utama yaitu Cinder. Sayangnya karena ceritanya kurang lebih kayak cerita Ciderella, yaitu ibu tiri yang jahat, jadi ya agak bosen aja bacanya. 

Dibalik itu, romance yang ada didalam buku ini lumayan bikin senyum-senyum. Cinder dan pangeran kain masih dalah tahap PDKT yang maju mundur gitu. Lalu ternyata Pangeran Kai gatau kalau Cinder itu setengah Cyborg, karena secara tidak sadar Cinder dapat memanipulasi hal itu. 

Konflik antara Persemakmuran dengan kerajaan Bulan juga lumayan bagus untuk pembukaan. Aku sangat menunggu cerita lanjutannya dibuku selanjutnya. Semoga lebih wild dan menegangkan.